Kamis, 03 Desember 2015

Allah Maha Tahu

Samudera Ilahi
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah tuhan semesta alam. Tuhan yang mengusai seluruh zat yang ada di alam semesta ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi akhir zaman manusia paling mulia disisi Allah dan di sisi kita sebagai umatnya, Nabi Muhammad SAW.
Allah telah berfirman dalam Al-qur’an surat Al-baqarah ayat 216 :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu
padahal ia amat baik bagimu;dan boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amatburuk bagimu; Allah
mengetahui sedang kamu tidak
mengetahui.”
Seorang ulama berpendapat untuk lebih memahami maksud firman Allah di atas, maka alangkah baiknya kita menyimak atau membaca kisah Nabi Musa as. Pada saat ia berguru kepada Nabi khidir as.
Sebagaimana kita ketahui bersama, Nabi Musa As. Pernah diperintah oleh Allah untuk berguru kepada seorang hamba yang shaleh yaitu Nabi Khidir as.
“Wahai musa jika engkau ingin berguru kepadaku ada persyaratan yang harus kau   penuhi”Khidir
“apa syarat itu wahai khidir?”Musa
“don’t KEPO, OK!! Before i’m making clear something”Khidir
“Oke, Sir ?”Musa
                Pergilah mereka berdua berjalan disebuah pantai , lalu mereka berdua menemukan sebuah perahu, diriwayatkan sebuah perahu tersebut milik seorang saudagar yang baik hati. Sesampainya dekat perahu tersebut “                DUARRRSZZ” khidir mengeluarkan kamehame hingga kapal tersebut hancur.(maaf itu ilustrasi saja biar agak sedikit nda membosankan hehe :D) terjadilah percekcokan antara mereka berdua.
“Khidir kenapa kau hancurkan perahu itu , sedang kau tahu bahwa perahu itu milik seorang  saudagar yang baik hati?”Musa
“Musa remember! Your requisite!”Khidir
“ohhh forgive me khidir , I am so sory L”Musa
                Mereka pun lalu melanjutkan perjalanan. Ditengah perjalanan mereka berdua bertemu dengan seorang anak laki-laki. “CHIDORY!!” anak itu seketika  tewas oleh Khidir. Khidir membunuh anak itu tanpa pikir panjang.
“Ooo..emMm..Ggg , omaynow,omaywat what are you doing Khidir ? budak leutik teu boga dosa nanaon (anak kecil tak punya dosa) engkau bunuh begitu saja ?, Sungguh TERZHLALUH kau dir taubat dir!!’’Musa
“Hehe..Hehe.. Bukankah sudah kukatakan padamu Musa, Don’t speak again OK!! If you speak again, GO Out now!!”Khidir
“Euleuh Eleuh ngadon sura seri kaos sero , Ok Ok hampura lur atuh(cuman ketawa ketawi , musa minta maaf agar bisa melanjutkan perjalanannya dengan Khidir,sekali lagi ini cuman ilustrasi namun tetap intinya sama )”Musa
Musa dan Khidir pun melajutkan perjalanan. Tak terasa kaki sudah jauh melangkah, tubuh mulai kaku, dan kaki mulai ingin berhenti dikarenakan lapar, Musa dan Khidir pun tiba disebuah desa. Mereka berdua pun meminta sesuap nasi , tetapi sangat disayangkan penduduk desa tak ada yang memberi mereka berdua, penduduk desa itu pelit sangat sangat pelit. (maaf disini saya menggunakan ungkapan kata “sangat-sangat pelit” karena diminta sesuap nasi saja tak memberi apalagi diminta satu piring hahaha :D). Kemudian mereka melanjutkan perjalanan dengan perut yang keroncongan , hingga tibalah disuatu rumah yang ambruk kaya rumah yang terkena angin ribut. Khidir pun membangun rumah yang ambruk itu. Terjadilah percakapan kembali antara mereka berdua.. lagii..
“hemmm..ceck..ceck.. maunya kau lakukan ini. Bukankah mereka tidak peduli dengan perut kita yang keroncongan?’’Musa
“Rupanya inilah saatnya kita harus berpisah engkau telah tiga kali gagal menepati janji mu, yaitu untuk tidak berrtanya atas apapun yang aku lakukan. Namun sebelum berpisah akan kuterangkan kepadamu maksud di balik semua tindakanku ini. Aku menghancurkan kapal milik saudagar yang baik itu, karena Raja ditempat kita berlabuh tadi sangat senang dengan perahu yang indah. Jika perahu itu tak kuhancurkan/kubuat cacat, niscaya perahu itu akan dirampas oleh raja yang zalim itu. Adapun anak kecil yang aku bunuh itu, bapaknya adalah seorang ahli ibadah. Tetapi ia mempunyai rasa sayang yang berlebihan kepada anak itu, sehingga hal ini akan merusak pengabdianya kepada Allah Swt. Terakhir mengenai rumah ini. Di bawah dinding ini tersimpan harta warisan seorang yang shaleh untuk anaknya yang masih kecil-kecil. Kalau rumah ini sampai roboh, maka harta itu akan ditemukan oleh orang lain. Tuhan menghendaki anak-anak yatim itu suatu saat kelak akan menemukan harta warisan dari ayah mereka itu. Wahai musa mudah-mudahan engkau paham, bahwa semua yang kulakukan adalah demi kebaikan semata.”Khidir

                Mendengar penjelasan Khidir ini, Nabi Musa pun terdiam. Ia yang selama ini merasa paling benar, akhirnya mengakui bahwa ada tangan Tuhan yang tidak dapat dilihat secara kasat mata, mengatur semua peristiwa di dunia ini agar selalu berjalan dengan harmonis.
                Kisah ini memberi pelajaran kepada kita tentang rahasia ilahi. Betapa sering kita, seperti halnya Nabi Musa As, protes atau mengeluh kepada Allah tatkala merasa ketidak-adilan. Kita menjadi masygul manakala kesedihan dan kesulitan menimpa kita. Dan kita terperangah bahagia ketika tiba-tiba mendapat kesenangan dan keuntungan. Padahal sebagaimana yang diajarkan Khidir, apa yang nampak oleh mata kita, bisa saja bermakna sebaliknya. Kehidupan ibarat semudera ilahi yang sangat luas dan dalam. Terkadang akal saja tak cukup. Perlu mata hati untuk menembusnya. Bahkan seorang Nabi Musa pun yang pernah berdialog langsung dengan Allah, perlu belajar dari seorang bijak untuk mengasah mata hatinya guna menyelami kedalaman samudera ilah tadi. Seorang ahli hikmah memberikan nasihat bijak, cukuplah kita pasrahkan hidup kepada kehendak Allah, sambil berupaya semaksimal mungkin yang dapat kita lakukan.
Terima kasih bagi yang mau membaca dan mengingat seta mengambil hikmah atau pelajaran dari kisah tersebut. Alhamdulillah , Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..

 

Dede Arisman Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger