Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh..
Alhamdulillah, segala puji bagi
Allah tuhan semesta alam. Tuhan yang mengusai seluruh zat yang ada di alam
semesta ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi akhir
zaman manusia paling mulia disisi Allah dan di sisi kita sebagai umatnya, Nabi
Muhammad SAW.
Allah telah berfirman dalam Al-qur’an surat Al-baqarah ayat
216 :
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu
padahal ia amat baik bagimu;dan
boleh
jadi (pula) kamu menyukai sesuatu,
padahal ia amatburuk bagimu; Allah
mengetahui sedang kamu tidak
mengetahui.”
Seorang ulama berpendapat untuk
lebih memahami maksud firman Allah di atas, maka alangkah baiknya kita menyimak
atau membaca kisah Nabi Musa as. Pada saat ia berguru kepada Nabi khidir as.
Sebagaimana kita ketahui bersama,
Nabi Musa As. Pernah diperintah oleh Allah untuk berguru kepada seorang hamba
yang shaleh yaitu Nabi Khidir as.
“Wahai musa
jika engkau ingin berguru kepadaku ada persyaratan yang harus kau penuhi”Khidir
“apa syarat itu wahai khidir?”Musa
“don’t KEPO, OK!! Before i’m
making clear something”Khidir
“Oke, Sir ?”Musa
Pergilah
mereka berdua berjalan disebuah pantai , lalu mereka berdua menemukan sebuah
perahu, diriwayatkan sebuah perahu tersebut milik seorang saudagar yang baik
hati. Sesampainya dekat perahu tersebut “ DUARRRSZZ”
khidir mengeluarkan kamehame hingga kapal tersebut hancur.(maaf itu ilustrasi
saja biar agak sedikit nda membosankan hehe :D) terjadilah percekcokan antara
mereka berdua.
“Khidir kenapa
kau hancurkan perahu itu , sedang kau tahu bahwa perahu itu milik seorang saudagar yang baik hati?”Musa
“Musa
remember! Your requisite!”Khidir
“ohhh forgive
me khidir , I am so sory L”Musa
Mereka
pun lalu melanjutkan perjalanan. Ditengah perjalanan mereka berdua bertemu
dengan seorang anak laki-laki. “CHIDORY!!” anak itu seketika tewas oleh Khidir. Khidir membunuh anak itu
tanpa pikir panjang.
“Ooo..emMm..Ggg
, omaynow,omaywat what are you doing Khidir ? budak leutik teu boga dosa nanaon
(anak kecil tak punya dosa) engkau bunuh begitu saja ?, Sungguh TERZHLALUH kau
dir taubat dir!!’’Musa
“Hehe..Hehe..
Bukankah sudah kukatakan padamu Musa, Don’t speak again OK!! If you speak
again, GO Out now!!”Khidir
“Euleuh Eleuh
ngadon sura seri kaos sero , Ok Ok hampura lur atuh(cuman ketawa ketawi , musa
minta maaf agar bisa melanjutkan perjalanannya dengan Khidir,sekali lagi ini
cuman ilustrasi namun tetap intinya sama )”Musa
Musa dan Khidir pun melajutkan
perjalanan. Tak terasa kaki sudah jauh melangkah, tubuh mulai kaku, dan kaki
mulai ingin berhenti dikarenakan lapar, Musa dan Khidir pun tiba disebuah desa.
Mereka berdua pun meminta sesuap nasi , tetapi sangat disayangkan penduduk desa
tak ada yang memberi mereka berdua, penduduk desa itu pelit sangat sangat pelit.
(maaf disini saya menggunakan ungkapan kata “sangat-sangat pelit” karena
diminta sesuap nasi saja tak memberi apalagi diminta satu piring hahaha :D).
Kemudian mereka melanjutkan perjalanan dengan perut yang keroncongan , hingga
tibalah disuatu rumah yang ambruk kaya rumah yang terkena angin ribut. Khidir
pun membangun rumah yang ambruk itu. Terjadilah percakapan kembali antara
mereka berdua.. lagii..
“hemmm..ceck..ceck.. maunya kau
lakukan ini. Bukankah mereka tidak peduli dengan perut kita yang keroncongan?’’Musa
“Rupanya inilah saatnya kita
harus berpisah engkau telah tiga kali gagal menepati janji mu, yaitu untuk
tidak berrtanya atas apapun yang aku lakukan. Namun sebelum berpisah akan
kuterangkan kepadamu maksud di balik semua tindakanku ini. Aku menghancurkan
kapal milik saudagar yang baik itu, karena Raja ditempat kita berlabuh tadi
sangat senang dengan perahu yang indah. Jika perahu itu tak kuhancurkan/kubuat
cacat, niscaya perahu itu akan dirampas oleh raja yang zalim itu. Adapun anak
kecil yang aku bunuh itu, bapaknya adalah seorang ahli ibadah. Tetapi ia
mempunyai rasa sayang yang berlebihan kepada anak itu, sehingga hal ini akan
merusak pengabdianya kepada Allah Swt. Terakhir mengenai rumah ini. Di bawah
dinding ini tersimpan harta warisan seorang yang shaleh untuk anaknya yang
masih kecil-kecil. Kalau rumah ini sampai roboh, maka harta itu akan ditemukan
oleh orang lain. Tuhan menghendaki anak-anak yatim itu suatu saat kelak akan
menemukan harta warisan dari ayah mereka itu. Wahai musa mudah-mudahan engkau
paham, bahwa semua yang kulakukan adalah demi kebaikan semata.”Khidir
Mendengar
penjelasan Khidir ini, Nabi Musa pun terdiam. Ia yang selama ini merasa paling
benar, akhirnya mengakui bahwa ada tangan Tuhan yang tidak dapat dilihat secara
kasat mata, mengatur semua peristiwa di dunia ini agar selalu berjalan dengan
harmonis.
Kisah ini memberi pelajaran
kepada kita tentang rahasia ilahi. Betapa sering kita, seperti halnya Nabi Musa
As, protes atau mengeluh kepada Allah tatkala merasa ketidak-adilan. Kita
menjadi masygul manakala kesedihan dan kesulitan menimpa kita. Dan kita
terperangah bahagia ketika tiba-tiba mendapat kesenangan dan keuntungan. Padahal
sebagaimana yang diajarkan Khidir, apa yang nampak oleh mata kita, bisa saja
bermakna sebaliknya. Kehidupan ibarat semudera
ilahi yang sangat luas dan dalam. Terkadang akal saja tak cukup. Perlu mata
hati untuk menembusnya. Bahkan seorang Nabi Musa pun yang pernah berdialog
langsung dengan Allah, perlu belajar dari seorang bijak untuk mengasah mata
hatinya guna menyelami kedalaman samudera
ilah tadi. Seorang ahli hikmah memberikan nasihat bijak, cukuplah kita
pasrahkan hidup kepada kehendak Allah, sambil berupaya semaksimal mungkin yang
dapat kita lakukan.
Terima kasih bagi yang mau membaca dan mengingat seta
mengambil hikmah atau pelajaran dari kisah tersebut. Alhamdulillah , Wassalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh..